Ustadz Munichy: Jangan Hanya Hafal Al Qur’an, Juga Amalkan

GAMPING – Ustadz Ir. H. Munichy Bachron Edrees, M.Arch., IAI., mensinyalir bahwa saat ini kitab suci Al Qur’an lebih banyak dibaca dan dihafalkan, dibandingkan diamalkan. “Al Qur’an mung dilombakke thok. Jangan-jangan hanya membaca tanpa mengamalkan,” tegasnya.

“Banyak yang teriak saya muslim, saya Islam, tapi tidak mengamalkan Al Qur’an,” kata Munichy dalam Pengajian Taman Surga Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gamping di Gedung Muhammadiyah Gamping, Sabtu 28 September 2024.

Ahmad Dahlan, pendiri Persyarikatan Muhammadiyah, dikenal sebagai ulama yang tidak hanya hafal dan gemar membaca Al Qur’an, juga istiqamah dalam pengalaman di kehidupan sehari-hari. Ia kemudian menyebut contoh fenomenal ketika Kiai Dahlan mengajarkan Surat Al Ma’un.

Surat Al Ma’un hanya terdiri atas 7 (tujuh) ayat. Untuk surat pendek ini, Kiai Dahlan mengajarkan kepada santri-santrinya sampai berkali-kali, sampai suatu saat “diprotes” santri. Alasan santri karena sudah hafal dengan surat tersebut.

“Apakah kalian sudah mengamalkan?” tanya Kiai Dahlan. Santri menjawab jika sudah diamalkan sebagai bacaan salat. Tapi yang dimaksud Kiai Dahlan adalah mengamalkan kandungan ayat dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut Munichy menekankan bahwa akan datang suatu zaman, Al Qur’an hanya sebagai bacaan, dan masjid sekadar bangunan.

Menyitir hadits yang diriwayatkan Ad Darimi bahwa makhluk yang paling buruk di bawah langit adalah ulama, yaitu ulama yang tidak faham agama.

“Sekarang ini juga banyak peristiwa orang idak faham agama tapi tampil membicarakan agama. Banyak ulama tidak paham Al Qu’an, menafsirkan sak geleme dhewe. Mung paitan pinter ngomong, terus ngisi pengajian,” katanya dengan nada prihatin.

Ia mengungkapkan cara Kiai Dahlan menjadi sosok yang istiqamah dalam beragama:

  1. Dimulai dari diri sendiri. Beliau menulis di papan warna hitam “Ya Dahlan, lihatlah apa yang ada di depanmu pasti terjadi, adalah maut. Ya Dahlan, seandainya kamu dihisab oleh Allah, di depanmu ada surga dan di belakangmu ada neraka. Sudahkah kamu persiapan?”

Itu terinspirasi nasihat Malaikat Jibril kepada Nabi SAW, “Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, tapi ingat kamu nanti akan mati. Ya Muhammad, lakukan sesukamu tapi ingat kamu nanti akan diminta pertanggungjawaban. Ya Muhammad, cintailah apa yang kamu sukai, tapi ingat kamu nanti akan berpisah dengan apa yang kamu cintai.”

  1. Hati hati dalam kehidupan. Kiai Dahlan selalu mempertimbangkan manfaat dan madhorot hal yang diucapkan dan dilakukan. Kiai Dahlan menjadi pelopor memberantas takhayul, bid’ah, churofat. (*)

Pengirim berita: Toro (Majelis Tabligh, Pustaka Informasi, dan Pembinaan Masjid PCM Gamping)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply