SLEMAN — Ada yang unik dari Pesantren Modern Muhammadiyah Green School (PM MGS) Yogyakarta milik Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gamping, Sleman, DI Yogyakarta. Bangunannya belum ada, peletakan batu pertama pembangunan oleh Bupati Sleman, Hj. Kustini Sri Purnomo, baru dilaksanakan Selasa 1 Juni 2021. Meski begitu, saat ini jumlah santrinya sudah sekitar 1.000 anak. Apa pasal?
Menurut penjelasan Badan Pengelola Harian (BPH) Ustadz H. Ghofar Ismail, S.Ag., M.A. kepada mediamu.id, PM MGS berbasis pada tiga sekolah Muhammadiyah yang ada di sekitarnya. Sekolah dimaksud adalah SD Muhammadiyah Ambarketawang 2 (sekitar 150 siswa), SMP Muhammadiyah 1 Gamping (480-an siswa), dan SMK Muhammadiyah Gamping (300-an siswa).
“Sekolah-sekolah tersebut adalah bagian dari PM MGS dan menjadi programnya dalam bentuk full day school. Sehingga seluruh siswanya adalah santri PM MGS. Jadi saat ini PM MGS sudah punya 1.000-an santri dalam program full day school,” jelasnya di sela peletakan batu pertama.
Program berikutnya setelah full day school adalah membuat program boarding school.Tahun ini sampai tiga tahun ke depan, papar Ghofar Ismail, PM MGS fokus untuk tingkat SMP putra, baru kemudian putri. Setelah itu tingkat SMK, baru kemudian SD.
Peletakan batu pertama pada Selasa 1 Juni 2021 untuk memulai pembangunan gedung kelas yang akan digunakan progam boarding school. Rencananya, gedung kelas ini dibangun 3 (tiga) lantai, masing-masing lantai 3 (tiga) ruang kelas. Anggaran yang diperlukan untuk gedung kelas sekitar Rp 3,5 milyar.
PM MGS menempati tanah seluas 4.600 meter persegi di Dusun Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman, sekitar 4 km arah barat daya dari RS PKU Muhammadiyah Gamping. Tanah tersebut adalah wakaf dari Bapak Budi Mulyanto dan keluarga. Total anggaran untuk membangun kawasan pesantren modern ini sekitar Rp 19 milyar. Panitia saat ini terus menghimpun dana untuk kepentingan tersebut.
Acara peletakan batu pertama selain dihadiri Bupati Hj. Kustini, juga mantan Bupati Sleman H. Sri Purnomo yang sekaligus menyampaikan tausyiyah, serta PCM Gamping, PDM Sleman, PWM DIY, Tim Pengembangan, donator, serta masyarakat sekitar. Selain meletakkan batu pertama, Bupati Sleman juga menyerahkan sertifikat ucapan terima kasih kepada Bapak Budi Mulyanto.
Lebih lanjut Ghofar Ismail menyebutkan beberapa pertimbangan mendirikan PM MGS, baik objektif maupun subjektif.
Pertama, kualitas lembaga pendidikan Muhammadiyah di Yogya saat ini kebanyakan standar-standar saja dengan berkiblat pada sekolah negeri. Padahal saat ini masyarakat sudah berubah, sehingga mencari kekhususan, misalnya mencari sekolah berbasis alam atau yang menghargai perbedaan anak sehingga mampu mengembangkan bakat dan minat masing-masing. Karena di Muhammadiyah tidak ada, maka warga Muhammadiyah mencari di tempat lain.
Kedua, ingin meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di Gamping.
“Secara subjektif, PCM Gamping ingin punya pesantren yang unggul dan maju,” tegas Ghofar Ismail yang juga anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ini.
Sesuai dengan namanya, PM MGS memiliki 4 (empat) keunggulan. Yakni: sebagai pesantren akan mendidik dalam hal karakter dan tahfidh, modern terlihat pada IT, greentercermin pada wawasan dan berbasis alam, dan school merupakan sekolah yang sebenarnya karena sesuai dengan bakat dan minat anak menggunakan multiple intelligences bukan kemauan orang tua apalagi guru.
“Sedangkan Muhammadiyah masuk ke dalam empat keunggulan seluruhnya, sebagai konsep yang maju, unggul, dan mencerahkan,” jelasnya.
Pesantren Modern MGS menghargai perbedaan dan kecenderungan santri. Tugas MGS adalah berselancar untuk menggali keunggulan masing-masing santri lalu mengoptimalkan dalam pendidikan yang baik dan terarah. (hr)
Pembangunan PM MGS menerima donasi melalui Bank Muamalat nomer rekening 5310077348 atas nama Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gamping.
No Responses